Penayangan bulan lalu

MENYATUKAN ISLAM DALAM PERBEDAAN

Sabtu, 31 Desember 2011

KEMI: Sebuah Metode Mengenalkan Pemikiran Barat Yang "Renyah"

Dr.Adian Husaini, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi para tokoh pemikir di Indonesia.karya-karya beliau sudah menghiasi begitu banyak toko buku. beberapa tema yang sering beliau angkat adalah mengenai kritik terhadap liberalisme, pluralisme, multikultualisme, gender, dan masih banyak lagi isme-isme yang di kritik baik dari segi tokohnya, maupun pemikirannya.
membahas hal-hal yang saya sebutkan diatas sering kali membuat otak kita harus keras agar dapat memahami pemaparan yang beliau sampaikan, sehingga tidak jarang orang awam, dan belum pernah bersentuhan dengan pemahaman ini akan sulit untuk mencerna dan bosan dengan yang dia baca. akan tetapi di sebuah novel dengan judul : KEMI "cinta kebebasan yang tersesat" beliau menjelaskan pemahaman-pemahaman yang merusak aqidah islam dengan alur sebuah cerita, asik, unik dan tidak membosankan.
pemaparannya cukup mudah untuk di pahami dengan berbagai bumbu cerita yang tidak mengurangi esensi, maksud dan tujuan beliau menulis novel ini. pengetahuan dan wawasan beliau tentang liberalisme, gerakan dan tujuan mereka.
membaca novel ini menyadarkan kita akan adanya musuh besar umat islam, mereka sedang menyiapkan sebuah pasukan tempur untuk mengalahkan islam, bukan pertempuran jasmani, akan tetapi sebuah pertempuran pemikiran, dan ideologi untuk meruntuhkan bahkan meluluh lantakan pondasi iman umat islam. sebuah pertempuran yang sulit dilihat dengan mata telanjang, bahsanya musuh kita mengarahkan "misil penghancur" ukhuwah islamiyah dan bom waktu untuk meledakkan islam.
pemikiran mereka yang penuh dengan dusta, dibungkus dengan indah, rapi, lalu di jajakan kepada para pembeli yang tidak tahu apa isinya, baik atau buruk, bahkan mungkin busuk. banyak "pembeli" terpesona, terpana dengan gagasan kaum barat, seakan mereka membawa sebuah pemahaman baru bagaimana memahami islam secara benar dan mengkritik pemikiran-pemikiran para ulama klasik dengan menganggap pemikiran mereka sudah kuno, tidak relevan lagi dengan zaman sekarang yang serba modern, dan islam harus menyesuaikan diri dengan zaman dan kebudayaan yang telah berubah sejak munculnya pada abad ke 6 M.
dalam novel ini beliau memberikan sebuah gambaran argumentasi yang sering digunakan dalam berdebatan oleh para kaum leberalis, feminis,pluralis dan mungkin lebih tepatnya para kaum pengikut iblis...bagi merasa tersinggung tolong jangan marah, katanya pemuja kebebasan, berarti bebas dong saya mengungkapkan pikiran saya....
kalau ditulis semua pandangan saya tentang novel tidak akan ada habis...yang penting intinya novel ini wajib di baca oleh umat muslim di indonesia bahkan dunia agar kita mendapat gambaran musuh kita yang sebenarnya...
sudah waktunya umat muslim bangun dari tidur panjang, membuka wacana kontemporer dengan tetap berpegang teguh kepada al-qur'an , al-hadis dan ulama salaf yang telah berjuang untuk kejayaan islam...Allahu Akbar...