Pengertian agama atau definisi agama dalam jagad pemikiran Barat, telah mengundang perdebatan dan polemik tak berkesudahan. Baik dibidang filsafat agama, teologi, sosiologi, antropologi, maupun ilmu perbandingan agama.
Sehinggga sangat sulit bahkan nyaris mustahil untuk mendapatkan definisi agama yang bisa disepakati dan diterima semua pihak. Wilfred Cantwell Smith misalnya menyatakan: terminologi (agama) luarbiasa sulitnya didefinisikan. paling tidak dalam beberapa dasawarsa terakhir ini terdapat beragam definisi yang membingungkan dan tak dapat diterima secara luas.....Oleh karenanya, istilah ini harus dibuang dan ditinggalkan untuk selamanya." (Wilfred cantwell smith: The meaning and end of Religion (London, spk[1962] 1978)
Pandangan Smith, jelas berlebihan, karena istilah ini masih terus digunakan sampai hari ini. Lalu bagaimanakah pengertian agama yang sebenarnya?
Menurut Dr. Anis malik Thoha, untuk mendefinisikan agama, para ahli menggunakan setidaknya tiga pendekatan. yakni pendekatan fungsi, institusi dan substansi. Para pakar sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan agama dari sudut fungsi sosialnya. Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert N. Bellah, Thomas Luckemann, dan Clifortz Geertz.
Para ahli sejarah sosial (social history) cenderung mendefinisikan agama sebagai sebuah institusi historis. Yakni suatu pandangan hidup yang institutionalized, dengan melihat latar belakang kelahiran agama yang kemudian semakin karakteristik mengikuti alur kesejarahan. Sedang kebanyakan pakar teologi, fenomenologi dan sejarah agama cenderung melihat dari aspek substansinya yang sangat asasi, yakni sesuatu yang sakral, mengenai hubungan Tuhan dengan makhluknya.
Bila dikaji lebih dalam, tiga pendekatan di atas adalah saling melengkapi untuk mendapatkan definisi atau pengertian agama yang utuh sebagaimana definisi agama menurut Islam yang diambil dari Hadist "Jibril". Dimana Jibril As. mendatangi Muhammad saw yang sedang bersama para sahabatnya. Jibril bertanya tentang iman, Islam dan ihsan. Dan Muhammad Saw. menjawab semua pertanyaan itu dengan benar berupa apa yang dikenal sebagai rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Setelah Jibril berlalu, Muhammad Saw berkata ”Itu adalah Jibril yang mengajarkan manusia tentang din (agama) mereka.”. (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadis itu, dapat diambil kesimpulan bahwa agama (din) adalah sistem pengabdian pada Tuhan yang meliputi iman (substansi), seperangkat hukum Tuhan/syariat (institusi) dan ihsan/akhlak (fungsi).
Sebuah pengertian agama yang solid dan komprehensif. Definisi agama yang valid.
Wallahu a'lam.
Sumber: Dr. Anis Malik thoha, Tren Pluralisme Agama, Perspektif, 2005.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2340723-pengertian-agama-menurut-ahli/#ixzz2MIF8vZXR