ISLAM sangat memperhatikan Keadilan, dan mengajak ummat manusia kearah Keadilan. Keadilan merupakan salah satu sifat Allah S.W.T. Syariat Ilahi yang terkandung dalam al-Quranul karim menggambarkan Keadilan yang sebenarnya.
Perhatikan beberapa firman Allah berkenaan Keadilan. Allah berfirman yang maksudnya:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benar-benar menegakkan Keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri ataupun ibu bapamu dan kaum keluargamu. Jika ia kaya ataupun miskin, Allah lebih mengetahui keadaan keduanya, maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, sehingga kamu tidak berlaku adil. Jika kamu memutar belikkan, atau engggan menjadi saksi, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."
(Q.S.Annisa':135)
Keadilan Islam adalah Keadilan yang sebenarnya, tidak kira siapa, meskipun terhadap diri sendiri, ibu bapak, keluarga ,teman rapat ataupun terhadap musuh sekalipun kita dituntut supaya tetap berlaku adil. Tidak seperti kata peribahasa Melayu: bila tiba dimata dipicingkan, bila tiba diperut dikempiskan.
Pernah terjadi dimasa hayat Nabi Muhammad s.a.w. seorang yang terhormat dan mempunyai kedudukan yang tinggi telah melakukan kesalahan mencuri, maka datanglah beberapa orang menemui Nabi s.a.w. supaya orang tadi dibebaskan dari hukuman, maka Nabi s.a.w.bersabada:
"Sesungguhnya telah binasa orang-orang yang sebelum kamu yaitu sekiranya yang mencuri itu yang berpangkat tinggi, lalu mereka dibiarkan saja.Tetapi jika yang mencuri itu mereka yang lemah, lalu dengan segera dijatuhkan hukuman keatasnya. Demi Allah yang aku di dalam kekuasaan-Nya, kalaulah Fatimah binti Muhammad (anak nabi s.a.w. yang sangat dikasihi) mencuri, niscaya kukudungkan tangannya."
Inilah sebahagian kecil contoh berkenaan keadilan Islam yang tidak pandang bulu, meskipun terhadap diri sendiri ataupun keluarga sendiri, kita tetap mesti melaksanakan Keadilan, meskipun terhadap orang yang kita benci sekalipun kita dituntut supaya berlaku adil perhatikan firman Allah yang bermaksud:
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, seungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan." (Q.S.al-Maidah:8)
Keadilan seperti inilah yang telah mengangkat nama baik ummat Islam pada zaman Rasulullah s.a.w. dan seterusnya pada zaman sahabat yang benar-benar melaksankan Keadilan mengikut ajaran Islam yang sebenarnya.
Islam melarang kita berlaku zalim terhadap siapa saja, meskipun terhadap musuh yang kita benci sekalipun.
Hal ini jelas dapat kita lihat, ketika Nabi s.a.w.dan ummat Islam memasuki kota Makkah dimana musuh telah menyerah kalah. Ramai dari mereka yang menyerah yang telah dimaafkan, dan dibebaskan, termasuk mereka yang berlaku kejam dan
zalim terhadap ummat Islam, ketika mereka berkuasa.
Ketika itu tentera Islam masuk ke dalam Kota Makkah dengan mengucapkan takbir dan tahmid mensyukuri kemenangan yang telah diperoleh. Mereka dilarang melakukan apapun kerusakan seperti membunuh mereka yang lemah seperti wanita, kanak-kanak orang tua dan mereka; yang tidak melakukan perlawanan, malah tentera Islam dilarang memusnahkan pohon kayu. Inilah Keadilan yang telah membawa Rahmat bagi seluruh alam.
Rasulullah s.a.w. malah telah melaksanakan keadilan semenjak beliau masih muda lagi. Ketika hampir-hampir berlaku pertumpahan darah karena masing-masing golongan merasa diri ataupun suku mereka lebih berhak meletakkan hajaral aswad pada tempatnya di Ka'bah. Pemuda calon Rasulullah s.a.w. ketika itu berusia 35 tahun.
Nabi s.a.w.meletakkan hajaral aswad di atas sehelai kain, dan meminta semua golongan ikut mangangkat bersama-sama sehingga dengan demikian semua pihak merasa puas hati.
Jadi Keadilan akan membawa kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat. Inilah sebagian dari Keadilan Islam.
Perhatikan beberapa firman Allah berkenaan Keadilan. Allah berfirman yang maksudnya:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benar-benar menegakkan Keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri ataupun ibu bapamu dan kaum keluargamu. Jika ia kaya ataupun miskin, Allah lebih mengetahui keadaan keduanya, maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, sehingga kamu tidak berlaku adil. Jika kamu memutar belikkan, atau engggan menjadi saksi, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."
(Q.S.Annisa':135)
Keadilan Islam adalah Keadilan yang sebenarnya, tidak kira siapa, meskipun terhadap diri sendiri, ibu bapak, keluarga ,teman rapat ataupun terhadap musuh sekalipun kita dituntut supaya tetap berlaku adil. Tidak seperti kata peribahasa Melayu: bila tiba dimata dipicingkan, bila tiba diperut dikempiskan.
Pernah terjadi dimasa hayat Nabi Muhammad s.a.w. seorang yang terhormat dan mempunyai kedudukan yang tinggi telah melakukan kesalahan mencuri, maka datanglah beberapa orang menemui Nabi s.a.w. supaya orang tadi dibebaskan dari hukuman, maka Nabi s.a.w.bersabada:
"Sesungguhnya telah binasa orang-orang yang sebelum kamu yaitu sekiranya yang mencuri itu yang berpangkat tinggi, lalu mereka dibiarkan saja.Tetapi jika yang mencuri itu mereka yang lemah, lalu dengan segera dijatuhkan hukuman keatasnya. Demi Allah yang aku di dalam kekuasaan-Nya, kalaulah Fatimah binti Muhammad (anak nabi s.a.w. yang sangat dikasihi) mencuri, niscaya kukudungkan tangannya."
Inilah sebahagian kecil contoh berkenaan keadilan Islam yang tidak pandang bulu, meskipun terhadap diri sendiri ataupun keluarga sendiri, kita tetap mesti melaksanakan Keadilan, meskipun terhadap orang yang kita benci sekalipun kita dituntut supaya berlaku adil perhatikan firman Allah yang bermaksud:
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlakulah adil, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, seungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan." (Q.S.al-Maidah:8)
Keadilan seperti inilah yang telah mengangkat nama baik ummat Islam pada zaman Rasulullah s.a.w. dan seterusnya pada zaman sahabat yang benar-benar melaksankan Keadilan mengikut ajaran Islam yang sebenarnya.
Islam melarang kita berlaku zalim terhadap siapa saja, meskipun terhadap musuh yang kita benci sekalipun.
Hal ini jelas dapat kita lihat, ketika Nabi s.a.w.dan ummat Islam memasuki kota Makkah dimana musuh telah menyerah kalah. Ramai dari mereka yang menyerah yang telah dimaafkan, dan dibebaskan, termasuk mereka yang berlaku kejam dan
zalim terhadap ummat Islam, ketika mereka berkuasa.
Ketika itu tentera Islam masuk ke dalam Kota Makkah dengan mengucapkan takbir dan tahmid mensyukuri kemenangan yang telah diperoleh. Mereka dilarang melakukan apapun kerusakan seperti membunuh mereka yang lemah seperti wanita, kanak-kanak orang tua dan mereka; yang tidak melakukan perlawanan, malah tentera Islam dilarang memusnahkan pohon kayu. Inilah Keadilan yang telah membawa Rahmat bagi seluruh alam.
Rasulullah s.a.w. malah telah melaksanakan keadilan semenjak beliau masih muda lagi. Ketika hampir-hampir berlaku pertumpahan darah karena masing-masing golongan merasa diri ataupun suku mereka lebih berhak meletakkan hajaral aswad pada tempatnya di Ka'bah. Pemuda calon Rasulullah s.a.w. ketika itu berusia 35 tahun.
Nabi s.a.w.meletakkan hajaral aswad di atas sehelai kain, dan meminta semua golongan ikut mangangkat bersama-sama sehingga dengan demikian semua pihak merasa puas hati.
Jadi Keadilan akan membawa kedamaian dan ketenteraman dalam masyarakat. Inilah sebagian dari Keadilan Islam.